
Penulis & Editor: Rina Sumaryati
Memasuki usia remaja, anak mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Ditandai dengan adanya perubahan fisik, emosional, dan mental yang signifikan. Perubahan ini membuat mereka mulai mengembangkan identitas diri, memiliki pandangan berbeda, dan menginginkan lebih banyak kebebasan. Mereka semakin menyadari keinginan-keinginan dirinya sendiri dan tidak ingin bergantung pada keputusan orang tua lagi. Pada tahap ini, sosok orangtua mulai disisihkan dari dunia sang anak karena mereka beranggapan orangtua tidak bisa mengerti dirinya.
Hal ini sering memicu konflik antara anak remaja dengan orang tuanya. Frekuensi konflik yang terjadi pada masa ini juga lebih tinggi dari masa-masa lainnya. Santrock (2003) menjelaskan bahwa konflik yang terjadi antara remaja dan orang tua sering melibatkan kejadian sehari-hari dalam kehidupan keluarga, seperti masalah pekerjaan rumah, kebersihan, atau aturan yang berkaitan dengan kehidupan sosial remaja.
Menurut Monks (1998) konflik remaja itu disebut storm and stress, yaitu tahap perkembangan yang rawan gejolak serta benturan. Dalam menghadapi situasi ini, orangtua harus bijaksana dan memilih sikap yang tepat.
Lantas, bagaimana kita sebagai orangtua (terutama ibu) menghadapi anak-anak yang beranjak remaja ini?
Berikut rangkuman tips dari teman-teman kelompok 2 member program lanjutan BuMa Parenting Permata Hati, yang semoga bisa menjadi panduan bagi para Ibu yang sedang bergejolak membersamai anak remajanya:
- Pahami tugas-tugas perkembangan remaja, ini akan membantu orangtua lebih realistis
- Hormati kebutuhan remaja akan otonomi. Beri ruang, tetapkan batasan, sepakati bersama, sehingga minim resiko memberontak dan muncul tanggung jawab.
- Fasilitasi proses pembentukan identitas, dukung sesuai kemampuan orangtua
- Bantu mengembangkan ketrampilan sosial, ajarkan komunikasi, ajarkan sikap saat menghadapi konflik problem solving, biarkan mengambil keputusan
- Komunikasi terbuka, jujur dan aktif, dengarkan tanpa menghakimi dan berikan umpan balik yang membangun
- Bersikap fleksibel selama masih dalam koridor yang benar
Semoga bermanfaat. Selamat berbahagia menemani dan membersamai perjalanan tumbuh kembang anak.
Semoga generasi anak kita kedepan benar-benar menjadi generasi emas, bukan generasi yang bikin cemas. Aamiin
Setiap fase tumbuh memiliki tantangannya sendiri2.
BalasHapus