Review Coffe for Change Permata Hati 1, Menjemput Buah Hati (Kisah Nyata Pejuang Garis Dua)




Coffe for Change 1 Permata Hati, mengangkat tema Menjemput Buah Hati (Kisah Nyata Pejuang Garis Dua). Kami mengundang nara sumber pejuang garis dua selama 9 tahun, yang akhirnya dikaruniai keturunan di tahun ke-10 pernikahan. Beliau adalah Mbak Imazahra Fatimah, ibu dari dua putri kembar yang saat ini berumur 2 tahun.

Sharing dari mbak Imazahra terkait pengalaman sebagai pejuang garis dua, sangat menyentuh. Mbak Ima menceritakan kisah perjuangannya sampai bagaimana akhirnya mbak Ima dan suami diberi anak. "Apapun yang sangat kita inginkan di dunia ini, namun belum tercapai, itu adalah ujian. Termasuk keinginan memiliki anak. Dan setelah mendapatkan yang diinginkan, itu pun ujian". Begitu kata mbak Ima, mengawali sharing session ini. Seperti disampaikan di dalam Al-Qur'an:

QS. Al-Anbiya:35

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."

QS. Al-A’raf ayat 168:

“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)."

QS. Al-Anfal ayat 28

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." 

Mbak Ima menyampaikan hal ini, untuk meluruskan niat kami dan juga menyiapkan diri kami, dalam mengupayakan apapun yang sangat diinginkan, agar tetap selalu ingat pada Allah swt.

Dari kisah mbak Ima, bagaimana proses menjadi pejuang garis dua hingga akhirnya memiliki buah hati, bisa saya simpulkan sebagai berikut:

1. Penerimaan Diri (Self Accepting)

Penerimaan bisa hadir, saat bersandar sepenuhnya pada Allah swt. Yakin dengan takdir yang Allah gariskan. Dan juga yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dengan penerimaan, ikhtiar yang kita lakukan akan terasa lebih ringan dan penuh tawakkal.

2. Tidak Berhenti Bersyukur

Jangan sampai, apa yang kita inginkan dan belum terwujud, membuat kita kehilangan rasa syukur. Kita diberi hidup, nafas, rezeki dan lain-lain itu adalah bentuk nikmat. Meskipun keinginan terbesar belum terwujud, tapi kita musti tetap pandai bersyukur.

QS. Ibrahim: 7

"Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih."



3. Sibuk Dalam Kebaikan


Agar kita tidak bosan dalam penantian, maka penting sekali kita menyibukan diri dalam hal kebaikan. Untuk diri kita sendiri, maupun untuk kebermanfaatan kepada orang lain.

4. Melakukan Hoby yang Sama dengan Pasangan


Ini penting sekali, agar cinta dengan pasangan kita tetap bersemi meskipun belum ada anak. Jangan sampai cinta memudar, hanya karena belum hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga kita.

5. Membersihkan Jiwa (Tazkiyatun Nafs)


Membersihkan jiwa atau hati ini penting sekali, agar kita senantiasa terhubung dengan Allah swt. Dan insyaAllah orang yang hatinya bersih, doanya akan mudah diijabah.

Membersihkan jiwa bisa dengan memperbanyak dzikir, perbanyak istighfar, terutama doa nabi yunus:

"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Anbiyâ': 87).


6. Gali Kembali Kenapa Ingin Punya anak?


Ini penting sekali, karena segala sesuatu itu ujian, jika dari awal sudah salah niat, maka nanti ketika ada anak, akan terasa beban yang berat. Tetapi ketika sedari awal niatnya sudah lurus lillahi ta'ala, maka mudah-mudahan saat kelak dikaruniai anak, mampu memberikan cinta yang tulus dalam merawat, mendampingi dan membesarkan anak. Karena ada anak, berarti tanggung jawab bertambah. Dan semakin besar anak, tanggung jawab juga semakin besar. Bukan hanya tanggung jawab lahir seperti memberi makan, sandang, pendidikan dan lain-lainnya, tetapi juga tanggung jawab batinnya, yaitu kepada Allh swt.


tetapi semua cinta yang orangtua berikan kepada anak, adalah amal ibadah. Jadi apapu yang dilakukan untuk anak, dari saat mengandung, menyusui, mengajari anak, menafkahi dan lainnya, semua itu adalah amal solih yang buahnya akan kembali lagi ke diri kita sendiri.


Demikinia review Coffe for Change Permata Hati yang ke-1, semoga menambah ilmu kita dan menjadi bekal untuk siapa pun yang tengah berjuang mendapatkan buah hati.


Selengkapnya bisa ditonton di:




Penulis: Zakiyah Darojah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar