Tidak semua pasangan ketika telah menikah langsung mendapatkan buah hati. Kadang yang ingin menunda malah langsung dapat anugerah kehamilan. Ada juga yang bahkan sampai belasan tahun menunggu dengan berbagai ikhtiar yang dilakukan namun belum juga mendapatkan giliran. Komunitas Permata Hati hadir sebagai wadah yang membersamai pejuang garis dua untuk saling memberikan ilmu dan support.
Salah satunya dengan adanya materi Proses Program Hamil, di sana member mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan sharing dari pemateri yang dihadirkan. Beliau adalah mantan pejuang garis dua yang telah berhasil mendapatkan buah hati.
1. Zakiyah-Jogja
Halo mba Julie, perjalanan yang panjang dan semua ikhtiar lahir batin sudah dijalankan dan sangat holistik. Bagaimana mba Julie kompak dengan suami menjalankan semua itu? Karena mungkin tidak semua pasangan bisa dengan mudah mau melakukan segala sesuatu itu bersama-sama. Bagaimana mba Julie membangun komunikasi dengan suami sehingga bisa mau sama-sama?
Jawaban:
Kami belajar asertif mbak. Saling menyampaikan mau dan butuhnya apa. Tidak selalu sepaham, tidak selalu se-frekuensi. Ada kelas atau seminar yang diikuti bareng tapi saya ga cocok atau sebaliknya. Ada guru-guru yang sesuai dengan Mas Giri tapi ga masuk ke saya, juga sebaliknya. Tapi semua kami coba omongin. Jadi bisa dicari solusi atau komprominya di mana.
Yang pasti tidak menyerah untuk terus mencoba berkomunikasi. Walaupun kadang pesan yang sama, disampaikan saya atau disampaikan orang lain yang suami saya percaya bisa beda penerimaan/pemahamannya. Saya terima aja dulu yang penting pesan/tujuan tercapai.
Ntar pelan-pelan saya perbaiki diri dan cara komunikasi ke suami biar bisa lebih diterima.
Kayak ngajak olahraga atau ubah isi piring juga ga bs mudah. Saya jalani dulu, nanti dia lihat gimana progressnya di saya baru dia mau juga. Ikut kelas, ya, gitu, akan lebih efektif kalau kita sama-sama paham ilmu apa yg akan kita dapat dari situ, gunanya apa, pembicara siapa.. Kenapa saya atau dia pengen pasangan juga ikutan join dan praktek kelas tsb.
Tentang promil juga. Sampaikan mana yang dibutuhkan dilakukan bersama, mana yang sendiri tapi butuh ditemani, juga mana yabg dirasa tidak nyaman untuk dilakukan juga dicari alternatif pengganti atau kompromi lainnya.
2. Zakiyah
Bagaimana mba Julie mampu berdamai dengan "ketidaknormalan" diri, biasanya kalau kita merasa, kekurangan ada di kita, kita akan merasa bersalah sama pasangan. Merasa tidak normal, minder dll. Lalu bagaimana pasangan bisa menerima kekurangan tersebut? untuk bisa berbesar hati menghadapi kenyataan.
Jawaban:
Saya menikah dengan sahabat sendiri yang sudah tahu kondisi hormonal saya bahkan sebelum kami pacaran. Resiko sulit hamil juga sudah kami bahas sebelum menikah karena kami berinisiatif untuk tes kesehatan pra nikah untuk tahu kondisi badan satu sama lain, penyakit yg diderita atau potensi sakit yg mungkin dibawa berdasarkan cerita track record medis ortu dan keluarga masing2.
Jadi baik saya maupun pasangan sudah menerima kondisi baik buruk masing-masing ya.
Alasan utama kami menikah adalah untuk bersama, bukan agar bisa punya anak.. Kalau tujuannya punya anak maka ga peduli siapapun pasangannya asal bisa punya anak. Tapi sejak awal dia maunya menikahnya dengan saya bukan orang lain, begitu juga sebaliknya.
Tentang ketidaknormalan atau rasa minder. Uhm, saya aktivis organisasi sejak jaman OSIS kala sekolah, sampai BEM saat kuliah.. Agak feminis juga. Jadi saya percaya kalo nilai saya sebagai perempuan tidak ditentukan dari kondisi rahim saya ataupun bagian tubuh saya yg lain. Saya masih manusia sempurna, perempuan seutuhnya, bisa ataupun tidak saya punya anak. Begitupun juga sebaliknya, jika suami saya yg kondisinya bermasalah pun saya tidak akan menyalahkan dan akan tetap bersamanya.
Tapi itu saya ya,mbak. Kondisi tiap orang berbeda. Menurut saya jika kita punya kekurangan fokusnya jangan di rasa minder dan bersalahnya tapi fokus ke ikhtiar perbaikannya aja. Langkah awal ikhtiarnya adalah peluk diri sendiri dulu, akui dan terima kondisi yg ada. Kalo kitanya aja ga bisa berbesar hati dan menerima gimana kita berharap orang lain/pasangan bisa nerima kenyataan tersebut?
Sadari juga kalo kondisi ini bukan kita yg minta ya, bukan salah kita juga jadi jangan merasa bersalah. Allah kasih cerita begini pasti ada maksudnya. Dan biar tidak bikin minder, tambah value diri kita yg lain. Materi personal excellent itu kalo di saya ngaruh banget mendongkrak kepercayaan diri. Makin bisa gali potensi diri yg lain. Jadi paham kelebihan kita yg lain yang bisa menambah kebermanfaatan kita sebagai manusia.
3. Noer Zein Hidayati
Bagaimana mba Julie dalam masa panjang (belum dikaruniai keturunan) mengatasi harapan yang belum juga kunjung datang? biasanya perempuan kan sedih, mudah tersinggung dll ya
Jawaban:
Saya tipe yg baperan sejak kecil sebenernya, mbak.. Cengeng dan gampang tersulut emosi, ngambek juga nangisan. Untuk hal lain aja saya begitu apalagi soal hal sensitif seperti anak yg tak kunjung hadir.
Awalnya saya kayak colek bacok gitu, saban ada yg julid tentang ga juga hamil, bisa saya serang balik dan marahin ga peduli orang lebih tua, dekat atau tidak tapi makin tambah umur makin capek dengan naik turunnya emosi saya sendiri. Kemudian saya berjodoh dengan beberapa pelatihan self healing, self empowerment, dan kelas-kelas lain. Itu sangat membantu saya meredam gejolak emosi jiwa yg sering muncul. Di perjalanan itu saya jadi memilih mana yg perlu dikasih atensi terus-terusan, mana yg perlu di jeda dan dialihkan dulu biar ga terlalu sedih berkepanjangan.
Tapi sampai saat ini pun saya masih berjuang sebenernya. Saya ada anxiety dan beberapa masalah kesehatan lain jadinya sedih, tersinggung dll, juga masih hilang timbul. Gabung di permata hati sangat bermanfaat juga nenangin diri. Praktek materi self love, self healing, golden spiritual dan personal excellent itu membantu menyibukkan pikiran dan hati biar teralih fokusnya dari rasa sedih, marah, tersinggung dll.
4. Noer Zein Hidayati
Setelah dikaruniai anak apa arti anak bagi mbk yulia?
Jawaban:
Anugerah, keajaiban, tanggung jawab seumur hidup dunia akhirat.
Bisa hamil dan punya anak itu bukan semacam happy ending dari kisah perjuangan selama menantinya hadir. Itu justru a new beginning untuk suatu perjuangan atau perjalanan baru yg lebih panjang juga waktunya.
Di awal hamil dan bahkan setelah melahirkan..rasa khawatir lebih dominan muncul daripada bahagia. Ada banyak ketakutan jika terjadi sesuatu pada kehamilan pertama di usia yg beresiko tinggi, takut pertumbuhan bayinya kurang optimal, melahirkannya nanti gimana, dst..disambung setelah anaknya lahir ada concern soal tumbuh kembangnya selain saya juga sempat hampir mengalami post partum depression yang Alhamdulillah segera teratasi sebelum berlarut-larut.
Salah satu guru kami dulu pernah bilang, bahagia dan sedih itu secukupnya saja. Makanya saat banyak yg tanya, "wah, pasti seneng banget ya akhirnya bisa punya anak? " Kami menjawab, lebih tepatnya bersyukur saja rasanya.
Kami menjaga agar tidak terlalu euforia dan juga tidak over kuatir juga. Dinaik-turunkan sendiri. Karena perjalanannya masih bakalan panjang dan lama.
5. Rustianah
Untuk ritual cuci kaki orang tua dan mertua, gimana caranya biar ada keberanian melakukannya? Karna saya pernah dikasih nasihat ini, tapi sampai saat ini saya masih enggan karna ada gengsi.
Jawaban:
Kalo kami dulu ditepatkan moment lebaran atau hari ibu biar ga terlalu banyak pertanyaan dari ortu/mertua ya. Kan momentumnya tepat itu,pas ada alasan buat minta maaf dan berterimakasih ya.. Kami cuci kaki mereka.. Cium kaki mereka, minta maaf dan mohon ridho mereka.
Kalo ada gengsi, berarti ada ganjalan lain yg harus diselesaikan dulu sepertinya. Karena kalo ga ada masalah dengan yg mau dicuci kakinya, kita akan dengan mudah dan sukarela melakukannya.. Tapi mencuci kaki itu sebenernya bukan berarti merendahkan diri kita tapi justru membersihkan diri kita sendiri. Kita harus paham dulu esensinya apa sebenernya.
6. Indah Catur
Sebagai pejuang buah hati....apa yg mbk julie dan suami lakukan agar tetap semangat hingga berhasil dikaruniai anak?ada kiat2/tips2 khusus ga?
Jawaban:
Kalo kiat atau tips hingga berhasil dikaruniai anak, kami ga bisa kasih tau karena semata Allah yg beri anugrah. Entah ikhtiar yg mana juga doa siapa yg Allah ijabah sehingga kami akhirnya hamil dan punya anak. Tapi yg bisa kami share adalah yg kami lakukan selama masih berdua aja adalah terus memperbaiki diri sendiri juga merawat hubungan kami berdua. Kami berusaha saling support dan membahagiakan satu sama lain. Sama kayak menunggu di ruang tunggu dokter atau antrian di bank yg seringnya lama, capek dan membosankan. Jika kita melaluinya dengan partner yg menyenangkan, juga melakukan hal yg menyenangkan utk mengisi waktu tunggunya maka ga akan terasa lamanya.
Itu di ruang tunggu, yg udah pasti nomer antrian dan pasti nanti dapat giliran dipanggilnya. Kalo pejuang garis 2 itu menanti yg entah kapan dipanggil dapat gilirannya. Dapat anaknya di dunia atau di surga nanti juga belum tahu ya. Jadi mengisi waktunya selain dengan ikhtiar promil sebisanya juga mengisi hidup ini dengan hal lain bersama2.. Kami memilih berjuang berdua untuk lebih sehat, bahagia dan bermanfaat saja.
7. Siti Sumaini
Sbg pejuang garis dua tentu sudah konsumsi obat dokter, terapi / ikhtiar dan lain sebagai nya yg mb julie tulis di bio tsb, nah brp lama/ brp bulan mb julie bs memastikan bahwa terapi atau usaha yg dilakukan ini tdk berhasil kemudian pindah dg ikhtiar yg lain lagi dg meninggalkan ikhtiar yg lama?
Jawaban:
Kalo ikhtiar untuk naturopathy/ kesehatan holistik jiwa raga terus kami lakukan ya krn tidak untuk promil semata. Kalau promil herbal kami ga ada patokan waktunya. Dulu berhenti saat dicermati reaksi ke tubuh gmn dan apakah ada perubahan yg terukur saat di crosscheck pemeriksaan medisnya. Saat itu malah ada efek ke lambung,dll jadinya kami hentikan.
Kalo yang medis dulu emang sudah ada jadwal dari dokternya..jika terapi A tidak berhasil setelah bbrp bulan maka berganti metode lainnya. Kalau dulu kenapa kami berhenti promil medis setelah 2016 lebih ke capek minum obat dan berkali-kali ke lab. Mau memberi jeda ke tubuh dari segala obat/zat kimia. Sama mau evaluasi dulu mana2 yg perlu diperbaiki. Karena untuk langkah selanjutnya mau inseminasi ataupun bayi tabung diperlukan kondisi badan yg bagus biar injeksinya ga banyak2 dan jadi ga terlalu mahal biayanya selain tingkat keberhasilan lebih tinggi. Tapi terus kebablasan enjoying tidak melakukan promil apapun hingga akhirnya hamil alami di saat kaminya udah ikhlas ga ditakdir bisa hamil dan punya anak seumur hidup ya udah gpp..
8. Nuswatul Ishma
Bagaimana cara mengikhlaskan ketetapan kalo kita tdk punya anak.. Sampai akhirnya kita ternyata diberikan anak oleh Alloh SWT tentunya keinginan itu pelan pelan sudah lupa seiring berjalannya wktu kan mb.
Jawaban:
Awalnya pasti ga mudah. Tapi seperti halnya keinginan lainnya di hidup ini. Semua tidak akan terwujud kalau Allah tidak mengijinkan. Dulu kami mencoba mengalihkannya dengan melihat contoh2 orang yg punya anak tapi ternyata ga bahagia, orang yg tetap bercerai walaupun akhirnya mereka dikaruniai anak setelah lama menanti. Untuk kasih doktrin ke otak kami bahwa anak bukanlah segalanya. Ada tidaknya anak tidak menjamin orang akan harmonis rmh tangganya, hidup bahagia dan sempurna. Kemudian kami alihkan dengan fokus dengan apa yg kami punya, bukan apa yg tidak atau belum ada di hidup kami. Sibukkan diri dengan bersyukur dan terus berusaha jadi orang yg lebih baik lagi. Biar tetep merasa berguna di hidup ini.
Titik pasrah terpuncak muncul kala kami berdua kena covid dan masuk RS bareng. Di tengah sakit dan ketakutan bisa terus hidup atau tidak itu kami kayak diingatkan bahwa semua ikhtiar, semua usaha, apapun itu ujungnya adalah ijin dan ridhoNya. Mau segimanapun kami ingin dan mencoba segala cara. Jika Allah kasih cerita lain juga ga akan tercapai, ga akan terwujud. Kami tetap kena covid.. Begitupun juga soal anak. Mendadak kami makin mensyukuri bahwa bisa tetep bersama, tetap hidup itu udah anugrah besar. Soal selain itu jadi kayak ga terlalu penting lagi saat itu. Kemudian setelah sembuh kami fokus ke mensyukuri hidup yg sudah dikasih ke kami. Ikhlas Allah perjalankan bagaimana.. Ada tidaknya anak sudahlah terserah Allah aja.. Kami sudah Alhamdulillah aja masih ditakdir hidup, ditakdir sehat.. Masih bisa cari bekal lain buat di akhirat selain anak sholeh/sholehah sebagai amal yg tidak putus nantinya
9. Niswatul Ishma
Bagaimana cara menghadapi omongan orang yang kurang enak tentang belum dikaruniai keturunan yang bertanya dan mengejudge terus menerus dan apakah kak Julie habis promil tidak berhasil langsung lanjut ke promil lainya? Atau berhenti sejenak karna jenuh atau bagaimana mbak? Dan apa yang mbak Julie persiapkan dalam menjalankan promil sehingga bisa berhasil?
Jawaban:
Setelah promil tidak berhasil biasanya berjeda dulu.. Dievaluasi dulu gagalnya krn apa. Jangan2 ada langkah yg tidak tepat, ada metode yg kurang benar dilakukan dan lain sebagainya. Sama bagaimana rasanya di kami. Di tubuh gimana, di hati dan pikiran gmn. Biar jadi pembelajaran untuk langkah selanjutnya.
Kalau yg dipersiapkan dalam promil sebelumnya sih manut dari yg kasih program ya. Kalo dari dokter ya ikuti kata dokternya.. Harus pantang apa, harus diet apa, harus tes apa, dst.. Begitupun kalo herbal dan lainnya.
Tapi yg pasti dipersiapkan itu hatinya, kesiapan mentalnya untuk menjalani ga enaknya dulu. Misal promilnya dirasa berat ataupun jika hasilnya ga sesuai yg diinginkan.
Kalo omongan orang.. Kami bagi 2 golongan. Pertama orang dekat atau kedua yg ga terlalu dekat (sekedar tetangga, teman kerja, kenalan,keluarga besar,pokoknya yg bukan ortu, keluarga inti, ataupun teman dekat)
Kalo yg ga terlalu dekat mah sikat aja kalo julid, hidup kita ga terlalu ngaruh sama mereka. Jawab santai pendek sebisanya biar ga terlalu wasting time and energy. Kayak senyum dan mohon doanya (kalo orangnya baik atau nanya baik2).. Kalo orangnya resek julid ya biasanya saya serang balik aja.. (Saya besar di jember yg sebagian besar tetangga orang madura dan di surabaya yg orangnya cenderung das des ngomong keras ga banyak basa2i) Defensif kadang2 emang diperlukan biar orang ga terus2an berani nyerang kita ya
Kalo yang orang dekat diajak omong baik2 jika diperlukan. Prinsip kaidah komunikasi di materi family excellent itu bisa efektif lho kalo dipraktekkan. Kalo orang terdekat pun pastinya paham how hard we've been trying kan ya.. Ngerti kondisi dan ikhtiar kita. Harusnya sih ga segitunya nyakitin dengan kalimatnya. Tapi kalo masih nyakitin juga, kayaknya diperlukan jarak aman biar ga sering interaksi dan bikin sakit hati ya..
****
Kondisi tiap orang dan tiap pasangan bisa jadi berbeda-beda, tapi semoga apa yang kami bagikan disini bisa bermanfaat, dan diambil positifnya.
Terus semangat untuk sehat pejuang garis dua, bahagia jiwa raga apapun keadaan kita. Ujian yang diberikan pada kita sejatinya akan membawa kita untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik. Semoga sobat semua dikuatkan dalam prosesnya dan mendapatkan jawaban terbaik untuk doa-doa sobat hati semua. Kita semua perempuan yang berharga dan sempurna apapun kondisi kita
Peluuuk erat satu persatu. 🙏🏻🙏🏻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar