Bertumbuh dan Bermakna
Oleh: Indha Verawati (Veya)
Editor: Rina Sumaryati
Ada satu hari di mana layar Zoom terasa begitu hidup. Membawa senyum, haru, dan rasa bangga yang sulit dilukiskan dengan kata. Hari itu, 15 September 2025, Permata Hati menggelar acara Graduation & Launching Buku Antologi Batch 4 dengan tema "Bertumbuh dan Bermakna." Sebuah perayaan yang bukan sekadar menandai akhir perjalanan, tetapi juga awal dari babak baru setiap jiwa yang sedang belajar untuk menyembuhkan diri.
Dipandu dengan penuh kehangatan oleh MC Ari Yunistria, acara yang disiarkan langsung melalui Zoom dan kanal YouTube Komunitas Permata Hati ini menghadirkan suasana yang akrab dan menyentuh. Meski berlangsung secara daring, energi para peserta seolah menembus layar. Ada rindu yang tertahan, tawa yang meledak serentak, dan air mata bahagia yang tak bisa disembunyikan.
Acara dibuka dengan pemutaran video perjalanan Sobat Hati Batch 4. Sebuah potongan kisah yang dirangkai dari langkah-langkah kecil penuh keberanian. Ada 86 peserta yang tergabung dalam batch ini, masing-masing datang dengan cerita hidup yang berbeda, namun dipersatukan oleh satu niat yang sama: bertumbuh dan menemukan makna.
Dari 86 peserta yang bergabung, sebanyak 35 orang berhasil menuntaskan perjalanan hingga tahap graduation. Angka yang bukan sekadar jumlah, tetapi simbol keteguhan hati, ketekunan, dan keberanian menghadapi diri sendiri.
Dalam sesi sambutan, Ibu Zakiyah Darojah, selaku Direktur Permata Hati, menyampaikan rasa syukur dan bangganya kepada seluruh peserta.
"Semua materi yang sobat hati dapatkan selama belajar di Permata Hati adalah bekal bagi sobat hati semua. Ini adalah ilmu hidup yang dapat digunakan sepanjang masa. Jadi jangan berhenti disini. Belajarlah sepanjang hayat, supaya kita menjadi perempuan yang semakin baik dan semakin baik hari demi hari. Sebagai seorang istri, seorang Ibu, seorang anak, seorang oma.. Ucapan beliau disambut dengan tepuk tangan hangat dan senyum penuh rasa haru dari seluruh peserta.
Sesi berikutnya menghadirkan sambutan dari perwakilan member batch 4, lin Novita Sari dan Tabita Setyowati, yang berbagi kisah tentang perjalanan mereka selama mengikuti program. Keduanya menceritakan bagaimana menulis jurnal hati dan. mengikuti kelas-kelas di Permata Hati menjadi jalan pulang menuju diri sendiri.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tayangan video persembahan, yang berisi cuplikan POV saat para peserta mengerjakan jurnal hati. Ada juga video pesan dan kesan dari para member yang membuat suasana semakin hangat. Satu per satu nama disebut, satu per satu wajah muncul di layar, membawa energi kebersamaan yang tulus.
Tak ketinggalan, panitia pun menyiapkan persembahan khusus, video sederhana namun sarat makna, sebagai ungkapan cinta untuk seluruh peserta yang telah menjadi bagian dari perjalanan panjang ini.
Puncak acara adalah launching buku antologi Permata Hati Batch 4 yang berjudul "Bertumbuh untuk Sembuh." Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari para peserta yang menumpahkan isi hati mereka selama proses terapi menulis berlangsung. Setiap cerita di dalamnya adalah potongan perjalanan jiwa. Tentang luka, pengampunan, cinta, kehilangan, dan kebangkitan. Hingga hari peluncuran, buku ini telah terjual lebih dari 180 eksemplar, sebuah pencapaian yang menggembirakan sekaligus mengharukan.
Acara ditutup dengan doa dan foto bersama yang merangkum wajah-wajah sukacita para peserta. Serta ucapan terima kasih kepada seluruh panitia, mentor, dan peserta yang telah berkontribusi.
Momen ini menjadi penanda bahwa graduation bukanlah akhir, melainkan gerbang menuju perjalanan yang lebih luas. Para alumni Batch 4 kini melangkah dengan hati yang lebih lapang, membawa pesan dari Permata Hati: bahwa setiap luka bisa menjadi taman tempat jiwa belajar mencintai kembali.
Melalui tema "Bertumbuh dan Bermakna," Permata Hati mengajarkan bahwa proses penyembuhan bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa tulus kita hadir di setiap langkah. Dari layar ke layar, dari kata ke kata, kita semua terhubung dalam satu ruang yang bernama hati. Tempat di mana setiap jiwa boleh tumbuh, belajar, dan menjadi lebih bermakna. Karena permata hati, selalu di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar