JURNAL GOLDEN SPIRITUAL
Permata Hati membuatku belajar hari demi hari. Materi pertama dan kedua bisa aku lalui tanpa menemui kesulitan walaupun tidak bisa dikatakan mudah juga. Baru di materi ketiga ini, Golden Spiritual, aku menemui beberapa 'kesulitan'. Jika di materi pertama (Self Love) dan materi kedua (Self Healing) hanya berbicara tentang aku dan diriku, di materi ketiga ini (Golden Spiritual) aku harus berbicara tentang aku dan Tuhanku, begitu juga tentang aku dan orang-orang di sekelilingku. Hal ini yang membuatku merasa menemui kesulitan.
Tentang Aku dan Tuhanku
🌷Pasrah
Berpasrah menerima semua takdir yang ada, sudah sepatutnya aku jalani. Menambahinya dengan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepadaku sejauh ini.
Di Usiaku yang ke-43 ini, belum pernah sekalipun aku merasakan hamil, apalagi menimang bayi. Aku ridho dengan semua ini, karena aku merasa sudah begitu banyak nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahkan terkadang aku merasa malu pada Allah kalau aku masih berkeluh kesah, merengek2 meminta.
Sampai terkadang saat aku memohon untuk diberi keturunan, aku bilang.. "Ya Allah.. aku ridho dengan semua yang ada, aku memohon untuk diberi keturunan bukan karena aku nggak ridho, ya, Allah.. tapi lebih pada karena hanya Engkau lah satu-satunya tempat ku memohon." Aku menangis, karena aku malu, dan takut menjadi hamba yang kurang bersyukur.
🌷Ibadah
Ramadhan tahun ini, Alhamdulillah dapat kesempatan berkunjung ke tanah suci, tanah nya Rasulullah.. Madinah dan Mekkah..
Berpuasa di tanah suci terasa berbeda, lebih khusyuk, jelaaas.. dan yang pasti lebih terasa haus, karena suhu di Mekkah sedang panas, 36-39°C, apalagi Mekkah sedang padat full dengan orang-orang yang ingin beribadah. Pernah suatu kali, di hari Jumat terakhir Ramadhan, tepat di malam ke-27, Kami berangkat untuk jum'atan dari jam 9.00 pagi, berharap bisa memasuki Masjidil Haram, tapi apalah daya keadaan sedang penuh sesak, jadilah Kami hanya sampai di perbatasan ke pelataran, blokade sudah terpajang rapat. Di bawah terik matahari, kami menunggu dan melaksanakan sholat Jum'at. Puasa terasa lebih nikmaaat.. sampai menelan ludah pun sudah tak sanggup, sangking keringnya mulut dan tenggorokan. Aku rasa ini adalah puasa terberatku selama ini
Sholat di tanah suci juga terasa lebih khusyuk, terutama saat Qiyamul Lail berjamaah. Awal nya terasa ngantuk dan berat badan ini. Tapi setelah berusaha 'menyadari' setiap gerakan dan bacaan, MasyaAllah.. semua terasa nikmaaat.. sampai-sampai 3 jam berlalu tanpa terasa. Semakin hari semakin nagih, rasanya seperti candu untuk terus beribadah.
Tadarus tak kalah nikmatnya, tak ada waktu luang yang terlewat tanpa tadarus. Apalagi aku sudah bertekad untuk bisa mengkhatamkan Quran di Ramadhan ini, dan di Tanah suci. Alhamdulillah bisa terwujud, rasanya happy sekali.
🌷Chanting
Selepas sholat Duha, aku gelar sajadahku di bawah hangatnya sinar mentari. Aku rapal satu persatu dzikir kepada Allah, istighfar, shalawat, tahmid. Air mata bercucuran. Tubuh bergetar. Terasa hening walapun saat itu aku sedang berada di pelataran Nabawi, yang banyak orang lalu Lalang. Nikmat tak terkira. Sampai tak terasa, tahu-tahu aku diusir Askar, karena sudah mau masuk sholat Dzuhur. Beberapa kali Dzikir, istighfar, shalawat, tahmid aku ulangi, khususnya setiap selesai Duha, sambil berjemur, begituan di setiap waktu senggang, selalu terasa nikmat.
🌷Meditasi
Mungkin di bagian ini yang belum bisa aku lakukan. Karena efek aktivitas fisik yang cukup menguras energi, setiap kali niat meditasi atau berdiam diri, malah jadinya bablas tertidur. Maafkan yaa.. ini akan jadi PR ku, harus bisa meluangkan waktu, dan meniatkan diri untuk meditasi.
Tentang Aku dan Orang-Orang di sekelilingku
Sebenernya dari semua tugas, menurutku ini adalah yang tersulit. Membasuh kaki Suami dan meminta maaf serta meminta ridhonya. Bukan sulit minta maaf dan melakukan basuh kakinya, tapi menjelaskan apa yang akan aku lakukan. Suamiku adalah tipe yang tidak suka hal-hal formal, jadi pasti dia bertanya-tanya, ini lagi ikut ritual apa.
Setelah memberikan penjelasan singkat, akhirnya terjadilah prosesi basuh kaki. Hal pertama yang terbayang, sih, akan haru biru, tapi ternyata yang terjadi justru dia malah ngakak saja, dan pengen buru2 selesai, aku sih sempet berkaca-kaca, tapi tidak sampai menangis gara-gara tiba-tiba dia memelukku dengan terkekeh.
Untuk membasuh kaki Bapakku, aku belum sanggup melakukannya. Lagi-lagi bukan untuk minta maafnya, tapi karena aku merasa kerepotan atau kesulitan untuk menjelaskannya. Bapakku sudah sepuh, jadi akan ada banyak pertanyaan, belum lagi sudah agak pelupa, jadi nanti akan jadi pertanyaan berulang yang tidak kunjung selesai. Akhirnya dengan Bapak, aku hanya memohon maaf dan ridhonya, tanpa membasuh kaki Beliau. Semoga tidak mengurangi esensi dari Golden Spiritual ini, ya.
Akhirul Kalam..
Doa-doa terbaik selalu aku langitkan untuk orang-orang tersayang. Tak ketinggalan untuk semua anggota Permata Hati, founder dan Super Team Permata Hati. Setiap sujudku, di putaran tawafku, doa-doa terbaik kupanjatkan untuk kalian, semoga bahagia selalu dunia akhirat. Bismillah semoga diijabah oleh Allah ....
Terimakasih yang mendalam untuk Permata Hati, yang telah menjadi bagian dari proses pengalaman spiritualku .... Berkah melimpah untuk Super Team, Mba Zaki as a founder, dan semua sobat hati. Love you all ....
∞dengan penuh cinta∞
HIDA ELISKA FEBRINA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar